Oleh Ekawati Liu dan Andi Kasri Unru
Terkait pemberian dukungan komunikasi dan akomodasi yang tepat bagi mahasiswa Tuli atau kesulitan mendengar di pendidikan tinggi (PT), penting untuk memastikan akses dan inklusi yang setara.
INGAT: Kebutuhan setiap individu bervariasi, jadi penting bagi mahasiswa, koordinator layanan, pendidik/dosen dan perguruan tinggi terlibat dalam dialog terbuka dan menyesuaikan akomodasi yang sesuai. Dengan menerapkan pedoman ini dan membina lingkungan yang inklusif, Anda dapat membantu menciptakan peluang yang sama untuk sukses dalam pendidikan tinggi bagi mahasiswa yang Tuli atau kesulitan mendengar.
Hal yang perlu dipertimbangkan oleh pihak PT
Komunikasi Awal
Hubungi calon mahasiswa sebelum semester dimulai untuk mendiskusikan kebutuhan komunikasi dan akomodasi mereka. Ini dapat membantu Anda merencanakan dan membuat pengaturan yang diperlukan sebelumnya.
Kebijakan Aksesibilitas
Kembangkan kebijakan aksesibilitas yang jelas yang secara eksplisit menyebutkan penyediaan dukungan komunikasi dan akomodasi yang tepat bagi mahasiswa Tuli atau kesulitan mendengar. Buat kebijakan ini tersedia secara luas untuk semua mahasiswa dan anggota fakultas.
Koordinator Akses Komunikasi
Menunjuk anggota staf sebagai Koordinator Akses Komunikasi yang dapat berfungsi sebagai titik kontak bagi mahasiswa tersebut. Staf tertunjuk ini dapat membantu memfasilitasi akomodasi, mengatasi masalah, dan mengoordinasikan layanan dukungan.



Akomodasi Kuliah
- Juru Bahasa Isyarat: Menyediakan juru bahasa isyarat yang berkualitas untuk kuliah, diskusi, dan kegiatan akademik lainnya. Pastikan bahwa juru bahasa memiliki pengalaman dan keahlian dalar penjurubahasaan di jenjang pendidikan tinggi.
- Teks Real-Time: Pertimbangkan untuk menyediakan layanan teks real-time, seperti Communication Access Real-time Translation (CART), untuk mengubah konten lisan menjadi teks secara real-time.
- Perangkat Sistem Loop Induksi: Jika dana dan tata ruang kuliah memungkinkan, tawarkan perangkat bantu dengar bagi mahasiswa yang gunakan alat bantu dengar, seperti sistem FM atau sistem loop induksi, untuk memperkuat suara di ruang kelas dan ruang publik.
- Juru Catat (Notetaker): Mengatur juru catat untuk membantu mahasiswa Tuli atau kesulitan pendengaran dalam menangkap informasi penting selama kuliah dan diskusi kelas.
- Materi Kuliah yang Dapat Diakses: Pastikan bahwa semua materi kuliah, termasuk slide, handout, dan konten online, dapat diakses oleh mahasiswa tersebut. Berikan keterangan atau transkrip untuk materi video dan audio.
Dukungan Teknologi
Menawarkan dukungan teknis dan panduan tentang penggunaan teknologi bantu yang dapat membantu komunikasi, auto captioning atau aplikasi ucapan ke teks.
Pelatihan Fakultas
Lakukan sesi pelatihan reguler untuk anggota fakultas tentang praktik dan strategi pengajaran inklusif untuk terlibat secara efektif dengan siswa yang tuli atau sulit mendengar. Edukasi mereka tentang berbagai dukungan komunikasi dan akomodasi yang tersedia di kampus.
Etika Komunikasi
Dorong fakultas dan mahasiswa memahami dan menerapkan strategi komunikasi yang efektif, seperti menghadapi mahasiswa ketika berbicara, menggunakan ucapan yang jelas, dan memberikan waktu yang cukup untuk tanggapan selama diskusi.
Kolaborasi dengan Layanan Disabilitas
Berkolaborasi erat dengan kantor layanan disabilitas di kampus untuk memastikan penyediaan akomodasi dan dukungan yang mulus bagi siswa penyandang disabilitas pendengaran. Pertahankan jalur komunikasi terbuka dan secara teratur saling memperbarui kebutuhan mahasiswa.
Umpan Balik Berkelanjutan
Secara teratur mencari umpan balik dari siswa Tuli atau kesulitan pendengaran tentang pengalaman mereka dan efektivitas akomodasi yang disediakan. Gunakan umpan balik ini untuk melakukan perbaikan dan menyempurnakan layanan dukungan.
Agar bisa memfasilitasi Tuli/HoH/HoS untuk berkuliah sampai selesai, dan sebaliknya saran untuk Tuli agar lancar kuliahnya. Ini untuk seluruh tahapan perkuliahan, mulai pra-pendaftaran, pendaftaran, pengenalan kampus, memilih mata kuliah/konsultasi, belajar, interaksi dosen mahasiswa Tuli, KKN, mengerjakan tugas, diskusi/seminar, berorganisasi, penelitian, penulisan, ujian, wisuda/kelulusan.

Pra-Pendaftaran
- Informasi proses penerimaan Calon Mahasiswa Baru (camaba) disampaikan secara detail dan tersedia narahubung yang dapat memahami komunikasi Tuli. Lulusan SLB dan Sekolah Inklusif akan sedikit berbeda cara berkomunikasinya (literasi). Lulusan SLB perlu usaha lebih untuk memahami cara berkomunikasinya.
- Akan lebih baik jika informasi tersebut dapat disampaikan dalam bentuk video bahasa isyarat dilengkapi dengan teks/subtitle.
- Batas lulusan SMA/SMK/MA/SMALB atau sederajat tidak dibatasi sampai 3 tahun, karena minimnya kesempatan untuk dapat melanjutkan kuliah.
Pendaftaran
- Proses pendaftaran dijelaskan secara detail dan bila perlu disediakan panduan pendaftaran.
- Proses ujian seleksinya disediakan akomodasi yang efektif.
- Proses wawancara disesuaikan dengan kebutuhan Tuli. Apakah Tuli perlu juru bahasa isyarat atau akomodasi yang efektif lainnya.
- Mendapatkan keringanan biaya pendidikan atau beasiswa prioritas.
- Perlu ada kelas belajar bahasa indonesia untuk Tuli sebelum memasuki masa kuliah.
Pengenalan Kampus
- Dalam kegiatan orientasi kampus tidak jauh berbeda yang dilakukan pada umumnya. Disediakan akomodasi yang efektif. Bila ada, akan lebih baik jika terdapat modul atau semacam panduan orientasi kampus.
- Panitia perlu diberikan Deaf Awareness agar dapat berinteraksi langsung dan terlibat secara penuh dalam kegiatan.
- Kampus juga perlu menyediakan papan informasi yang jelas.
KRS/Konsultasi
- Untuk sesi konsultasi terkait KRS, Dosen Pembimbingnya perlu memahami mahasiswa Tuli terkait komunikasinya.
- Memberikan pandangan-pandangan terkait mata kuliah yang diambilnya dengan menyesuaikan kemampuan akademiknya, kalo perlu disesuaikan dengan dosen pengampu mata kuliahnya.
- Mahasiswa Tuli nya perlu mengetahui etika berkomunikasi dengan dosen atau siapa pun di lingkungan kampus.
Belajar
- Untuk proses pembelajaran di kampus, Dosen perlu menyediakan materi dan dapat dibagikan atau diakses oleh Mahasiswa Tuli sebelum kelas dimulai besoknya.
- Menyediakan waktu atau memberikan kesempatan kepada Mahasiwa Tuli jika bertanya atau menanyakan kembali materi yang kurang dipahami baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
- Mahasiswa Tuli perlu ditanamkan motivasi yang kuat untuk bisa mengerjakan segala tugas dan ujian dari Dosen.
- Berani bergaul dan bersosialisasi di kampus, khususnya cerdas dalam memilih teman (mau berteman dan membantu). Kalo perlu jadi partner sampai lulus.
Interaksi Dosen
- Mahasiswa Tuli nya perlu mengetahui etika berkomunikasi dengan dosen atau siapa pun di lingkungan kampus.
- Mahasiswa Tuli perlu mengetahui karakter tiap dosen dan cara komunikasinya.
- Diadakannya kelas Bisindo khusus Dosen.
- Dosen harus memperbanyak bahan atau informasi yang bersifat visual, misalnya gambar, foto, video, tulisan dll.
- Dosen jangan memalingkan wajah dari mahasiswa Tuli ketika sedang berbicara, karena Tuli akan menangkap informasi dengan cara membaca gerakan bibir dosen.
- Mahasiswa Tuli hendaklah ditempatkan duduk paling depan, agar bisa membaca bibir, bahasa tubuh, dan ekspresi dosen dengan lebih jelas.
- Hindari ucapan yang terlalu cepat dan kalimat yang komplek, hal ini akan sulit ditangkap oleh mahasiswa Tuli.
- Dosen diajurkan untuk banyak menggunakan metode demonstrasi, peragaan, praktik langsung.
- Dosen dianjurkan untuk menggunakan multi media
- Mahasiswa Tuli diperbolehkan menjelaskan pikiran dan gagasannya denganmenggunakan bahasa isyarat, dan jika masih belum dapat difahami dapat dilengkapi dengan bahasa tulis
KKN/Magang
KKN (dituliskan nanti)
Saya bisa bagikan pengalaman Magang.
- Mahasiswa Tuli berkomunikasi dengan dosen pembimbing terkait program magang dan melihat peluang diterima magang.
- Tempat magang diusahakan sudah memiliki perspektif Disabilitas agar mudah dalam menjalani aktivitas magangnya
- Bekerja sambil mengerjakan laporan magang.
- Berani bergaul dan bersosialisasi di lingkungan magang
Tugas
- Untuk tugasnya sama dengan yang lain, kecuali ada tugas mendengar bisa disesuaikan dengan beban tugas yang sama.
- Jika ada tugas kelompok, tidak selalu menempatkan mahasiswa Tuli dengan sesamanya atau sesama Disabilitas. Biarkan berbaur dengan kelompok lain agar ada interaksi dengan teman-temannya.
Diskusi/Seminar
- Selain mendapatkan pengetahuan di kelas, juga terdapat di dalam seminar. Kegiatan seminar perlu dibuat inklusif agar dapat diikuti peserta Disabilitas.
- Membuat kajian atau diskusi dengan topik Disabilitas.
- Melibatkan Tuli dalam kepanitiaan sebagai bekal belajar berinteraksi dengan orang banyak dan bekerja sama.
Organisasi
- Selain belajar hard skills, juga perlu soft skills. Salah satunya lewat organisasi. Ini penting juga sebagai wadah untuk belajar berinteraksi dengan orang banyak dan menerima tanggung jawab.
- Melibatkan Tuli dalam organisasi berarti belajar budaya Tuli. Perlu ada pelatihan Bisindo untuk kalangan Mahasiswa bahkan staf dan petugas kampus.
Penelitian
- Untuk penelitian skripsi dapat dilakukan oleh Tuli dengan terlebih dahulu mempelajari tiap-tiap bagian penulisan seperti pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah hingga kesimpulan.
- Memahami turnitin dan aturan plagiaisme.
- Memperbanyak referensi penelitian dengan membaca jurnal, buku, dll.
Ujian
- Ujian sama pada umumnya, namun dalam situasi tertentu seperti ujian menggunakan lisan, maka Tuli perlu diberikan pilihan untuk metode ujian sesuai kenyamanannya.
- Lebih baik duduk barisan depan atau ditengah untuk memudahkan informasi.
- Jika ujian skripsi, komunikasikan ke semua dosen penguji akan menggunakan JBI dan meyakinkan bahwa penggunaan JBI hanya sebatas jembatan komunikasi bukan untuk membantu mahasiswa Tuli dalam menjawab ujian skripsi. Begitupun saat Sempro.
- Banyak belajar dan bertanya kepada teman jika tidak mengerti.
Wisuda
- Kampus sangat perlu menyediakan JBI saat proses wisuda, bahkan sejak dalam proses Yudisium.
- Saat proses wisuda, melibatkan Tuli dalam proses perencanaan acara agar dapat berjalan lancar tanpa adanya miss komunikasi.
- JBI berdiri disamping yang berpidato.



