Oleh Muh. Ilham
Mahasiswa Difabel Sensorik Penglihatan
Departemen Ilmu Komunikasi, Unhas
Perayaan setahun Pusat Disabilitas Unhas berlangsung seru dan mengesankan. Perayaan ini mengusung Tema Merajut Mozaik Identitas, Merayakan Ulang Tahun Pusat Disabilitas dan meresmikan Taman Inklusif Jalinan Jiwa dan Lounge Mosaic of Identities (MoI).
Kegiatan Ini dihadiri oleh pimpinan Unhas dalam hal ini Wakil Rektor Bidang Kemitraan Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana S. T M. Pil, serta pimpinan lainnya seperti Kepala dan Sekretaris Perpustakaan Unhas dan Kepala Pusat Bahasa Unhas, dan Kepala dan sekretaris Pusat Studi Lingkungan Hidup serta sejumlah perwakilan dari Dekan Fakultas seperti wakil-wakil Dekan. Selain itu hadir uga dari perwakilan dari berapa universitas di Makassar dan dimeriahkan oleh Relawan Teman Difabel, Perwakilan Organisasi Penyandang Disabilitas, perwakilan Sekolah Luar Biasa (SLB), dan segenap Civitas Akademika Unhas yang turut meramaikan rangkaian acara.
Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor IV Prof Eng Adi Maulana S.T M. Pil. Rangkaian kegiatan Launcing Taman Inklusi JJ PARK dimulai dengan pembukaan oleh MC, Dzaky dan Michan. Berikutnya, laporan Ketua Panitia oleh Muhammad Ilham, mahasiswa disabilitas, Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas dan sambutan-sambutan, yakni dari Kepala Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin dan Wakil Rektor IV yang membawahi Pusat Disabilitas.
Berikutnya, acara peresmian oleh Rektor Unhas (diwakili oleh WR IV) yang dirangkaikan dengan Tari Jalinan Jiwa yang diikuti sekitar 25 orang yang merupakan relawan Teman Difabel dan pengurus Sahabat Sindrom Down Istimewa (SSDI) yang juga merupakan ibu-ibu dari anak-anak dengan Sindrom Down. Berikutnya Pembacaan Doa, lalu pemutaran video pendek setahun Pusat Disabilitas, dan pidato perayaan dan peresmian serta dilanjutkan dengan pemotongan nasi Tumpeng. Acara ditutup secara manis berupa penampilan Tari Mappadendang oleh Sanggar Tari Sahabat Sindrom Down Istimewa (SSDI) dan makan bersama. Keseluruhan rangkaian ini menggambarkan rasa syukur atas keberadaan dan pencapaian Pusdis Unhas membangun kampus inklusif.
*



“Taman Ini dibuat berdasarkan desain universal yang dapat diakses oleh semua kalangan. Oleh karena itu saya berharap ini bisa menjadi percontohan untuk semua Fakultas di lingkup Universitas Hasanuddin mengenai Standar Pemenuhan Aksesibilitas yang ramah bagi disabilitas,” ujar Muh. Ilham dalam laporannya. Selain itu ia menambahkan, “ini merupakan langkah kecil bagi kita menjadikan Unhas yang inklusif dan ramah bagi disabilitas,”
Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Pusat Disabilitas UNHAS Dr. Ishak Salim S.I.P. M.A. menyampaikan rasa terima kasih yang sebesaar besarnya kepada semua Pihak yang telah membantu melancarkan proses berdirinya Pusdis Unhas.

“Kita tidak akan berada dalam posisi saat ini tanpa ada bantuan orang orang yang berada di sekitar Pusdis. Mereka yang berada di belakang, di tengah-tengah, dan di depan. Mereka mendukung Pusdis sampai hari ini,” ujar Ishak.
Ia menambahkan. Dukungan dari pimpinan universitas dan dosen-dosen di berbagai Falultas serta pengelola Program PAIR Sulawesi Selatan (Partnership Australia Indonesia for Research) dan keberadaan Relawan Teman Difabel telah membawa Pusdis sejauh ini. Menurutnya, tantangan dari mereka yang ragu dapat diselesaikan karena dukungan mereka. Semua langkah ini membawa pengetahuan baru dan kesadaran yang kuat bisa menerima disabilitas yang beragam masuk dalam sistem pendidikan tinggi yang inklusif.
Orang-orang yang berada di tengah-tengah Pusdis inilah yang utama. Mereka adalah staf dan relawan teman Difabel. Juga teman-teman dari berbagai organisasi disabilitas, serta dosen-dosen yang punya kepedulian dan turut mengampanyekan inklusivitas di fakultas masing-masing. Secara spesial, Ishak juga menyampaikan bahwa ada satu orang yang selalu bersamanya dan bersama orang-orang ini, baik di tengah-tengah, di belakang maupun di depan, yaitu Ida Arianti Said, istrinya.








Peresmian Taman Inklusi Jalinan Jiwa ditandai dengan pengguntingan Pita oleh Prof Adi, mewakli Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa. Proses pengguntingan pita ini dilakukan di ramp panjang yang menjadi bagian dari taman ini. Dalam iringan instrumentalia Yani berjudul ‘Tribute’ Tarian Jalinan Jiwa yang dikreasi oleh Ibu Selfiana Saenal (Dosen Seni, UNM) mahasiswa-mahasiswi difabel dan Relawan Teman Difabel serta ibu-ibu dari Orang tua dengan Anak Down Syndrome, serta dua anak dari pengurus Psdis, yakni Dita dan Shirin mengalun dan mengayun selama 15 menit.
Menurut Ibu Selfiana, tarian jalinan jiwa menunjukkan adanya kesadaran akan keberagaman identitas dan upaya kita untuk saling menjalin diri sebagai orang-orang yang paham dan sadar akan pentingnya belajar dan berjuang bersama untuk kemanusiaan. Tali merah (melambangkan Unhas) yang menjalin kita semua dalam tarian itu dan menjadi penanda bahwa kita telah terjalin melalui pusat disabilitas, taman inklusif, dan lounge Mosaic of identities ini.



Dalam tarian itu, teman-teman disabilitas menunjukkan pentingnya aksesibilitas seperti jalan dengan guiding block, ayunan untuk orang berkursi roda, serta ramp yang landai dengan warna cerah untuk orang dengan disabilitas fisik dan low vision.
Wakil Rektor IV, Prof. Adi dalam pidato peresmiannya merasa bangga akan pencapaian yang telah Pusdis capai selama setahun ini.
“Perubahan signifikan terjadi di Unhas. Tahun lalu, jika orang berbicara tentang isu disabilitas itu hanya dibahas oleh orang-orang tertentu saja. Tetapi keberadaan Pusat Disabilitas mampu memberikan sudut pandang baru dalam memandang pengetahuan disabilitas sebagai pengetahuan untuk semua kalangan,” ujarnya.
Prof Adi juga mengapresiasi pihak-pihak terkhusus seperti Prof. Anwar Daud selaku Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup yang telah mempermulus berdirinya Pusdis dengan menyiapkan ruangan/kantor untuk dijadikan kantor Pusdis.
Diakhir pidatonya, Prof Adi menekankan untuk semua pihak di lingkup Unhas untuk ikut memeriahkan proses kampanye pengetahuan disabilitas dan agar setiap komponen di Unhas menerima serta menghargai partisipasi aktif dari orang disabilitas sebagai bagian dalam mencapai indikator yang telah ditargetkan oleh pimpinan kampus.
Keberadaan Setahun Pusdis tergambarkan melalui pemutaran video pendek yang dibuat oleh Indri Pausilia Wijaya dengan narasi cerita oleh Muh. Ilham. Cukup banyak aktivitas telah dilakukan Pusdis sejak didirikan pada 22 Juni 2023 lalu.
Pada sesi pemotongan tumpeng oleh Prof. Adi, Ia memberikan 4 porsi nasi kuning kepada 4 mahasiswa difabel yakni Megawati, Muh. Ilham, Fitrah Ramadhan, dan Muh. Ilham. Setelah itu, acara Launcing Taman Inklusi ditutup oleh persembahan tarian Mappadendang oleh Adik Adik dari Sanggar Sahabat Sindroma Down Istimewa.

Menurut Direktur Yayasan SSDI, Ibu Andi Fitri Balasong, Sanggar SSDI merupakan sanggar seni yang membina anak-anak dengan disabilitas intelektual dalam mengembangkan bakat menari mereka. Sanggar tersebut merupakan Binaan Disbud Kota Makassar, yang telah berdiri sejak 2022. Sanggar ini telah menampilkan berbagai tarian dalam ajang Festival F8 2022 dan sejumlah even seremonial lainnya.
Tarian ini merupakan ekspresi syukur atas panen padi. Gerakannya melambangkan aktivitas bertani, mulai dari memilih benih padi terbaik, menanam atau menebarnya hingga proses panen dan menumbuk gabah.
Setelah usai tarian Mappadendang, kegiatan kemudian ditutup lalu foto dan makan bersama[].




