Perjalanan Menjadi Ketua Panitia Penyambutan Maba Difabel

Ara dan Syakira, tandem dalam menyukseskan PKKMB Disabilitas 2025

Oleh Tiara Ramadhani Sinjar, Mahasiswi Antropologi Unhas

Tiara Ramadhani Sinjar
Tiara

Friends, saya Ara. Tulisan ini adalah perjalanan kecil saya dalam memimpin sebuah kegiatan penting di Pusdis, yaitu penyambutan mahasiswa baru difabel angkatan 2025. Apa saja kegiatannya, bagaimana pelaksanaannya, dan di mana dilaksanakannya, akan saya rangkumkan lewat tulisan kecil ini.

Awal Mula Kepemimpinan

Ini adalah kepemimpinan pertama saya yang cukup besar, dengan kurang lebih 30 orang panitia di dalamnya. Terdapat divisi acara, divisi hubungan masyarakat, divisi publikasi dan dokumentasi, divisi perlengkapan, dan satu wakil. Kekeliruan besar yang saya lakukan dalam kepanitiaan ini adalah tidak mengadakan bendahara dan sekretaris, karena berpikir kepanitiaan ini tidak begitu butuh.

Saya ditunjuk sebagai ketua panitia pada sore hari yang cerah. Setelah itu, saya mengadakan rapat pertama.

Rapat Pertama dan Tantangan

Masih dalam masa libur semester saat itu, rapat dilaksanakan secara daring. Ide demi ide mengalir, hingga tercetus beberapa rangkaian kegiatan yang akan diadakan. Surat demi surat ditulis, ada yang terwujud, ada yang hanya menghabiskan tinta printer, seperti surat peminjaman ruangan.

Saya heran, mengapa begitu sulit mengakses yang katanya fasilitas umum itu? Ada yang bilang harus bayar, ada yang bilang bukan untuk mahasiswa, ada yang bilang jadwalnya penuh. Apa memang butuh kuasa atau lembar-lembar rupiah untuk sekadar meminjam ruangan? Ah, sudahlah. Rapat demi rapat, diskusi demi diskusi yang kadang berujung debat, tibalah di acara pertama.

Kegiatan Pertama: TOT

06 Agustus 2025

TOT
Saat TOT, Tiara memandu

Hari itu kami mengadakan TOT yang sangat sederhana. Kami mengundang fakultas, khususnya yang memiliki mahasiswa difabel, untuk memberikan pelatihan sederhana tentang etika mendampingi atau berkomunikasi dengan difabel.

Rencana awal kami menghimbau agar yang datang mewakili adalah mereka yang akan mendampingi langsung mahasiswa difabel tersebut. Sebagian hadir, sebagian tidak. Teknik, hukum, FEB, termasuk yang mengutus relawan sesuai.

Kak Dedy, Kak Agum, dan Kak Fitrah adalah mentor-mentor yang memberikan himbauan yang sangat berguna hari itu, sesuai dengan kedisabilitasan mereka sendiri. Untuk mempelajari bagaimana beretika yang baik dengan difabel, tidak cukup hanya sehari. Namun, tidak ada waktu yang cukup untuk itu. Kami berharap hari itu cukup memberikan pemahaman walau sedikit.

Workshop dan Pembekalan

Jumat, 08 Agustus 2025

Kami mengadakan workshop untuk membekali mahasiswa baru tentang cara bergaul di kampus, dengan materi etika berinteraksi di kampus. Mengingat tidak sedikit mahasiswa baru berasal dari SLB, yang membentuk pemahaman pergaulan yang tidak cukup jika dibawa ke lingkungan baru.

Ada tiga kategori materi hari itu: etika berinteraksi dengan dosen yang dibawakan Ibu Novi Mokohombang, etika berinteraksi dengan teman atau relawan yang dibawakan Kak Tenri, dan manajemen beasiswa yang dibawakan Prof. Ardiaty.

Semua berjalan baik, kecuali kapasitas Pusdis yang sesak karena kami tidak mendapatkan ruangan lain. Snack dan makan siang juga datang tepat waktu. Lucunya, makanan untuk acara tetangga sebelah malah singgah di kami.

Hari itu, dari pagi hingga petang, Pusdis dipenuhi mahasiswa baru beserta walinya. Ada yang tidak hadir, tapi banyak sekali yang datang, bahkan beberapa di antaranya hadir di luar undangan. Saya anggap itu sebagai hiburan sampingan.

Demi kegiatan yang lebih inklusif, ada dua relawan JB yang bertugas hari itu, Kak Abil dan Kak Yuni. Mereka adalah relawan Pusdis, meski Kak Yuni bukan mahasiswa Unhas. Saya senang, karena kehadiran mereka membuat semua orang senang.

Hal yang paling menggemaskan hari itu adalah dress code kami yang serba biru-putih. Meski ada warna lain, tidak apa-apa. Acara hari itu ditutup dengan foto bersama.

Unhas Tour

berpose di samping Bus Unhas saat di teknik
Berpose setiba di Fakultas Teknik

Sabtu, 09 Agustus 2025

Belum pernah diadakan di tahun-tahun sebelumnya, hari ini saya dan tim akan melaksanakan kegiatan yang kami sebut Unhas Tour, guna memperkenalkan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus dan fakultas-fakultas mereka masing-masing.

Di setiap titik pemberhentian ada tour guide yang menjelaskan. Taman JJ yang menjadi titik kumpul juga dijelaskan oleh saya. Untuk lokasi-lokasi awal, kami mengunjungi fasilitas-fasilitas umum kampus.

Seperti lokasi kedua, yaitu rektorat Unhas, tour guide adalah Diyang. Lanjut di perpustakaan pusat, tour guidenya adalah Kak Anis. Kami disambut dengan sangat baik oleh orang-orang perpustakaan dan diajak masuk ke berbagai corner, meski tidak sampai ke lantai 3 di mana masih banyak ruangan lain.

Foto dengan spanduk juga kami lakukan di sana. Sebelum beranjak ke Baruga, kami sempat istirahat di deker-deker kelas PB. Makan, minum, atau sekadar mengistirahatkan badan. Kami juga sempat beli baterai untuk TOA.

Tidak cukup satu jam, kami lanjut mengunjungi Baruga A. P., yang dijelaskan oleh Widya. Lima menit, sepuluh menit, sekaligus dengan pembagian soshum dan saintek, kami berpisah.

Saintek lebih sedikit, TOA ikut dengan kami yang ke fakultas-fakultas soshum. Fakultas pertama adalah FISIP, yang bersebelahan dengan Baruga, tour guidenya adalah Yay. Melewati FIS III, keluar ke pelataran, kunjungi taman-taman FISIP, lewati departemen-departemen meski hanya yang di lantai bawah.

Rencana awal kami akan menyebrang ke fakultas ekonomi dan bisnis melalui pagar pembatas. Tapi sepertinya surat izin kunjungan kami tidak di ACC. Alhasil, kami lewat di samping musholah, yang tidak begitu aksesibel ketimbang pagar pembatas tersebut. Jadi sedikit terlambat dalam berpindah.

Pindah ke fakultas selanjutnya, FEB. Kami tidak begitu lama di sini, karena fakultas ini tidak terlalu besar dan banyak tempat yang sulit diakses oleh teman-teman berkursi roda. Selama di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, kami dipandu oleh Andika.

Pindah ke Fakultas Hukum. Pindah dari FEB ke FH tetap sama sulitnya seperti perpindahan sebelumnya. Tapi setibanya di sana, kami tanpa sengaja bertemu dengan pemegang kunci di situ.

Terima kasih banyak untuk kakak dari Unhas TV yang menyiarkan kami, dia inisiatif menanyakan soal izin ke petugas tersebut. Kami langsung menjelajahi Fakultas Hukum dengan sangat lega.

Sangat disayangkan kelompok soshum tidak memiliki cukup waktu untuk mengunjungi Fakultas Ilmu Budaya. Melewati jalan kembali ke kudaan, saya sedikit cemas dengan perasaan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya. Apakah mereka sedih atau kecewa? Seolah saya melakukan diskriminasi terhadap mereka.

Gladi PKKMB

Sehari Sebelum PKKMB

Sehari sebelum PKKMB Universitas, kami ikut gladi. Dari situ beberapa mahasiswa difabel ditunjuk untuk bertugas. Ada mestinya datang, tapi info terlalu mendadak dan dia terlalu jauh.

Beruntung Siti bisa datang dan melihat bagaimana gambaran acara PKKMB itu besok. Bagaimana ramainya, bagaimana bisingnya, dan bagaimana perasaannya merespon semua itu. Tidak begitu banyak yang dilakukan. Kami hanya briefing, berkenalan dengan panitia, dan duduk sampai sore.

Dari sana saya, Syakira, dan Siti langsung pergi ke MP. Catat, sampai malam.

Hari PKKMB

Senin, 11 Agustus 2025

Sebelum hari ini, saya sudah buatkan siapa-siapa yang akan bertugas mendampingi. Sebagian besar sesuai, beberapa menyusup. Kalau tahu bisa menyusup di PKKMB, saya juga mau. Lumayan dapat makan gratis.

Kami bangun pagi-pagi sekali, berencana kumpul di kantor Pusdis sebelum ke GOR, tentu dengan semua mahasiswa baru. Karena tidak ada ojek online yang mau mengambil saya, terpaksa jalan kaki ke sana. Remang-remang cenderung gelap, syukurnya saya bisa sampai tanpa ditemani.

Karena banyak yang sudah datang lebih dulu, saya arahkan mereka untuk pergi lebih dulu bersama Syakira, sebab ada yang bertugas. Ada yang bertugas untuk penandatanganan pakta integritas, sedang Siti maju untuk pemasangan jas almamater.

Hari ini berjalan cukup sederhana, meski di tengah acara Siti dan Aisyah sempat dibawa ke ruang medis karena merasa tidak kondusif. Sulit untuk keluar dari tempat duduk saya untuk mengecek keadaan. Jadi saya usahakan memperkuat komunikasi lewat chat dengan tim dan panitia PKKMB itu sendiri.

Terlalu mendadak pembarannya, alhasil kami terpencar-pencar. Tapi pada akhirnya berkumpul kembali di Pusdis. Makan siang, kenal-kenalan, sempat foto-foto meski sudah ada yang pulang.

Bagaimana hari PKKMB fakultas dan departemen tidak begitu saya ketahui, karena sudah ditugaskan orang-orang yang mendampingi dan tidak termasuk saya di dalamnya. Hanya sesekali berkunjung ke fakultas-fakultas.

Persiapan Unhas Day

Jumat, 15 Agustus 2025

Siang hari itu rencananya saya mau adakan rapat sambil merangkai dekor booth Pusdis untuk Unhas Day besok. Rapat 5 menit, sisanya fokus melengkapi souvenir dan kias-kiasan.

Sorenya ramai-ramai kami menghias booth, pasang spanduk, dan briefing tipis-tipis. Kukira semua akan lama dan makan waktu sampai malam. Syukur banyak tenaga bantuan.

Ada sedikit kesalahan ukuran spanduk, beruntung bisa cepat diatasi. Saya tidak tahu bagaimana ceritanya tiba-tiba kami punya part tampil 5 menit di panggung besok. Tiba masa tiba akal, malam itu ditutup dengan mengulang lagu isyarat yang dulu sudah pernah dibawakan di HADI 2024.

Unhas Day

Sabtu, 16 Agustus 2025

Saya, Syakira, Jun, Tafik, dan beberapa panitia lain putuskan menginap di Pusdis agar tidak terlambat. Paginya, ternyata ada-ada saja yang kurang: absen, kantong sampah, bahkan brosur.

Panitia harus bolak-balik mencetak kembali. Saya, entah kenapa tidak terlalu repot. Semua beres tanpa saya harus turun tangan. Beberapa kali jaga tenant, sedikit bantuanku.

Dekat-dekat waktu tampil rasanya mau pingsan. Cemas, gembira juga, takut lupa lirik. Naik tampil, ketakutan saya terbukti. Tidak dengar intro awal bikin saya kejar-kejaran dengan lirik. Malu sekali.

Semua berjalan lancar hari itu, kecuali penampilan saya. Yang paling menyenangkannya, sangat banyak mahasiswa baru yang singgah di tenant Pusdis. Hampir 400 kalau tidak salah.

Sepuluh menit sebelum ditutupnya acara, kami mulai membereskan barang-barang. Mencabut dekorasi, mengemas perintilan, melipat kain, menyimpan bunga-bunga. Booth ditinggalkan dalam keadaan bersih seperti awal.

Penutup: Refleksi dan Harapan

Setelah seharian, sore itu pula kami baru makan makanan berat. Bunda pesan nasi goreng, dibagi-bagi lalu makan bersama di Pusdis. Kekenyangan, kelelahan, tapi lega karena besok-besok sisa kuliah.

Hasil dari kepemimpinan saya jauh dari baik. Cara-caraku, ide-ideku, dan komunikasiku masih sangat perlu saya rombak dan pelajari seumur hidup. Dari kerja sama ini, semoga ada hal-hal kecil yang masih bisa dirayakan dan diapresiasi.

Saya belajar bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang mengatur, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami kebutuhan tim serta peserta. Setiap tantangan yang dihadapi adalah pelajaran berharga untuk masa depan.

Saya berharap pengalaman ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi saya dalam menjalani peran-peran selanjutnya dan terus berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua mahasiswa, terutama bagi mereka yang difabel. Mari kita terus bergerak maju dan berinovasi demi masa depan yang lebih baik!

Kabar Terkini