Oleh Tim Media Pusdis Unhas
Press Release
MAKASSAR – Pada perayaan Hari Sindroma Down Sedunia, 25 Maret 2024, Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Sahabat Sindroma Down Istimewa (SSDI) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai langkah untuk meningkatkan kerjasama dalam mendukung orang dengan sindroma down.
Walikota Makassar Ir. H. Moh Ramdhan Pomanto yang diwakili oleh Asisten 2 (Bidang Perekonomian) Pemerintah Kota Makassar, Fathur Rahim, memberi sambutan sekaligus membuka perayaan ini. Perayaan yang dilaksanakan di Baruga Anging Mammiri—rujab walikota—ini juga diramaikan oleh sejumlah organisasi pemerhati disabilitas, seperti komunitas Brighter With Down Syndrome (BWDS)—yang juga akan kick-off organisasinya, lalu Pusat Disabilitas Unhas, sejumlah kepala sekolah Luar Biasa, perwakilan Perkins Internasional dan dinas-dinas terkait baik dari Kota Makassar maupun Provinsi Sulawesi Selatan.
Hari Sindroma Down sedunia ini disemarakkan oleh penampilan anak dan remaja Down Syndrome serta pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh Nayla Hasanah Putri Idwar—seorang siswi yang juga seorang Sindrom Down.
Pada penandatanganan MoU antara SSDI dan Universitas Hasanuddin, serta MOA dengan Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin, ketua Yayasan SSDI, Andi Fitri Balasong menyatakan bahwa, “Penandatanganan MOU antara UNHAS dan Yayasan SSDI akan membuka jalan bagi remaja dengan Disabilitas Intelektual untuk tetap memiliki mimpi menjadi mahasiswa/I,” ujar Andi di sela-sela perayaan.
“Ketika mereka lulus dari sekolah menengah atas, sudah ada alas hukum dan pintu yang terbuka agar mereka menembus perguruan tinggi,” lanjutnya. Dengan segala bentuk perbedaan cara belajar yang mereka miliki, menurut Ibu Andi Fitri, MOU menjadi penegasan, bahwa hak untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi sudah tertulis di atas kertas atau sudah terjamin secara hukum.

Sementara itu, Kepala Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin, Dr. Ishak Salim menyatakan bahwa MOU tersebut merupakan langkah awal, bagi perguruan tinggi khususnya untuk semakin membuka diri menerima berbagai jenis disabilitas. Tugas selanjutnya tidak kalah penting, yakni mengawal Program Pembelajaran Individual yang akan melengkapi proses perkuliahan nanti. Menurut Ishak, hal ini tidak mudah, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk menjadi kontributor bagi tercapainya generasi Indonesia Emas 2045 dan Unhas semakin memantapkan diri sebagai Universitas dengan standar ‘World Class University’.
Terkait penandatanganan MOU dna MOA ini, Prof. Majdah yang uga merupakan ketua Pembina SSDI menyatakan bahwa kegiatan hari ini sungguh penting.

“MOU antara UNHAS dan Yayasan SSDI adalah sebuah program yang excellent. Kami sangat mendukung kegiatan tersebut dan akan memberi support besar untuk anak-anak Sindrom Down dan disabilitas intelektual lainnya demi meraih pendidikan yang lebih tinggi,” Ujar Prof. Majdah.
Kegiatan meramaikan hari Sindrom Down Sedunia ini juga dirangkaikan dengan seminar pengenalan ‘Special Olympics Indonesia’ (Soina) Provinsi Sulawesi Selatan’ sekaligus mendeteksi bakat olahraga orang dengan sindroma down. Narasumber seminar ini adlaah penggiat Soina Sulawesi Selatan, Jamaluddin, dan dari SSDI yakni Ibu Nur Fitri Balasong. Seminar dimoderatori oleh Ika Amelia yang juga merupakan guru inklusi.





