Unhas Gelar UTBK 2025 Inklusif: Kolaborasi Fasilitas, Pendampingan, dan Perjuangan Hak Disabilitas

Relawan Pusdis Mendampingi Calon mahasiswa baru disabilitas 2025

Oleh Tim Media Pusdis

Makassar, 20 April 2025 – Universitas Hasanuddin (Unhas) bersiap menyelenggarakan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 dengan komitmen penuh menciptakan ekosistem inklusif bagi 14 peserta disabilitas yang terdaftar. Ujian yang digelar pada 23 April–3 Mei 2025 ini akan diikuti oleh 800.000 peserta di seluruh Indonesia untuk memperebutkan 259.000 kursi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Unhas, sebagai salah satu pusat UTBK, memastikan layanan optimal bagi peserta disabilitas melalui kolaborasi intensif antara panitia lokal, Pusat Disabilitas Unhas (PUSDIS), dan tim pusat di Jakarta.

Dari 14 calon mahasiswa dengan ragam disabilitas, tujuh orang mengalami disabilitas tuli atau kesulitan mendengar, lima orang disabilitas fisik (lumpuh, amputasi, atau gangguan mobilitas), satu orang low vision, dan satu orang autis. Kebutuhan utama selama ujian SNBT meliputi layanan Juru Bahasa Isyarat (JBI) untuk enam calon mahasiswa tuli, perpanjangan waktu pengerjaan soal bagi lima orang, serta pendamping mobilitas dan transportasi antar-jemput di kampus untuk empat calon dengan disabilitas fisik. Beberapa memerlukan alat bantu khusus seperti kursi roda, kruk, screen reader, atau processor pendengaran. Sebagian besar belum memiliki surat keterangan resmi terkait disabilitas, sementara dua calon membutuhkan pendamping khusus—seperti guru psikologi untuk autis atau notetaker. Tempat duduk strategis di ruang ujian menjadi kebutuhan penting bagi calon dengan gangguan pendengaran dan mobilitas terbatas. Fasilitas laboratorium komputer di Fakultas Hukum Unhas perlu disiapkan secara inklusif, termasuk pelatihan panitia tentang bahasa isyarat dasar dan penanganan alat bantu teknologi. Data ini menunjukkan perlunya koordinasi intensif antara panitia SNBT, unit disabilitas kampus, dan tenaga pendukung eksternal guna memastikan akomodasi yang setara selama proses seleksi.

Persiapan Pertama Kali: Fasilitas Khusus hingga Relawan Pendamping
Kepala PUSDIS Unhas, Dr. Ishak Salim menyatakan, tahun ini merupakan pertama kalinya universitas menyiapkan layanan khusus untuk peserta disabilitas dalam UTBK. “Panitia menyiapkan Lab Komputer Fakultas Hukum dengan aksesibilitas tinggi, termasuk komputer bersuara untuk peserta low vision, relawan pendamping mobilitas, dan penerjemah bagi peserta Tuli,” ujarnya.

Tim Relawan Pusdis dan Camaba disabilitas cek lokasi ujian di Fakultas Hukum

Sebanyak 10 peserta disabilitas sensorik pendengaran (Tuli), 1 peserta dengan low vision, dan 5 peserta disabilitas fisik akan diuji dengan jadwal tersebar selama 10 hari–selebihnya akan tes di UNM. PUSDIS juga memberikan pembekalan intensif, termasuk pelatihan penggunaan teknologi asisten seperti NVDA (NonVisual Desktop Access) untuk peserta low vision dan bimbingan oleh mahasiswa Tuli Unhas. “Kami ingin peserta merasa siap, bukan hanya secara akademis, tapi juga mental,” tambahnya.

Tantangan di Balik Persiapan: Aturan Alat Bantu hingga Data yang “Tersembunyi”
Meski berkomitmen penuh, proses persiapan tidak lepas dari kendala. Salah satunya aturan pusat yang mewajibkan peserta melepas alat bantu pendengaran selama ujian. “Alat bantu dengar bukan headset, tapi alat medis yang membantu fungsi dasar mereka. Ini aturan yang belum sepenuhnya mempertimbangkan hak disabilitas,” tegas Kepala PUSDIS. Setelah negosiasi alot, panitia pusat akhirnya memberikan kelonggaran dengan pengawasan khusus.

Kendala lain muncul ketika beberapa peserta disabilitas tidak mencentang kolom kedisabilitasan saat pendaftaran, sehingga tidak terdeteksi sejak awal. Salah satunya adalah Fathin, peserta low vision dengan hambatan penglihatan parah yang mendaftar tanpa menyertakan status disabilitasnya. “Kami turun tangan mendampinginya, memastikan dia bisa menggunakan komputer bersuara dan headset agar tidak mengganggu peserta lain,” jelas Muh. Ilham dari Divisi Mediasi PUSDIS. Hingga saat ini, koordinasi dilakukan untuk memastikan komputer yang akan digunakan Fathin dapat diinstal aplikasi voice over, seperti NVDA.

Ada juga penyampaian seorang ibu kepada Kepala Pusat Disabilitas. Ibu itu mengatakan bahwa saat mendampingi putrinya yang memiliki kondisi Autistik mendaftar, tak ada kolom disabilitas intelektual maupun mental untuk dicentang. Padahal, sebagai warga autistik, anaknya juga berhak mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri ini. Dikarenakan tidak ada opsi itu, ia tercatat sebagai non-disabilitas. Ia menyampaikan ke pihak UNM yang menurutnya menjadi penanggung jawab pelaksana ujian yang inklusif. Tapi keinginannya untuk bisa mendampingi anaknya saat ujian atau mendapat pendamping dari pegawas tidak terkabulkan. Sayang sekali, dia merasa anaknya tidak akan bisa mengikuti ujian tanpa carer-nya atau tanpa dirinya. Putri ibu ini akhirnya benar-benar tidak ikut ujian.

Jalur Afirmasi Disabilitas: Peluang Tambahan untuk Kesetaraan
Selain SNBT, Unhas membuka Jalur Afirmasi Disabilitas untuk calon mahasiswa dari kelompok rentan. Tahun ini, kuota afirmasi disiapkan untuk 10 mahasiswa disabilitas. “Kami ingin memberi kesempatan lebih luas, bukan sekadar memenuhi kuota, tapi memastikan mereka bisa berkembang di lingkungan kampus,” papar Kepala PUSDIS. Pendaftaran jalur ini telah dibuka untuk calon mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Harapan untuk UTBK yang Lebih Manusiawi

Muh Ilham yang juga adalah mahasiswa Disabilitas netra, berharap inisiatif ini menjadi pintu masuk untuk sistem ujian yang lebih manusiawi. “Masih banyak yang harus diperbaiki, seperti sinkronisasi data peserta dan fleksibilitas aturan. Tapi kami optimis, kolaborasi antara panitia, PUSDIS, dan peserta bisa menciptakan ekosistem yang adil,” ujarnya.

Unhas mengajak seluruh masyarakat mendukung peserta disabilitas melalui tagar #UnhasUntukDisabilitas
#UTBK2025Inklusif.

“Selamat berjuang untuk semua peserta. Kami di sini memastikan hak Anda terpenuhi,” pungkas Kepala PUSDIS.

NoNamaDisabilitasAlat Bantu UtamaKebutuhan SNBT
1TakbirTuliAplikasi bahasa isyaratJBI, perpanjangan waktu, transportasi
2Marham NuariTuliSuara dikeraskanPerpanjangan waktu
3Amrina RosadaFisikKruk duaPendamping mobilitas, transportasi
4Suci Rahmawati RusliFisikKursi rodaPendamping mobilitas, transportasi
5Zidni Ilma Nafi’ahFisikTangan palsuTransportasi
6MercyTuliHP voice-to-textJBI
7Nur AnnisaTuliAplikasi bahasa isyaratJBI, notetaker
8Fathin ZahranLow VisionKacamata, screen readerPendamping, bantuan teknologi, perpanjangan
9NurazizahFisikKrukTempat duduk strategis, transportasi
10Sitti Fatimah SahrulTuli & PendengaranABD, HP voice-to-textJBI, notetaker, tempat duduk strategis
11Shaabirah M. SyamsirKesulitan mendengarABDTempat duduk strategis
12Rizky HoseaTuliABDNotetaker
13Kesya PattipeiluhuTuliProcessor Opus 2JBI, perpanjangan waktu
14Aisyah SalsabilaAutisPendampingGuru pendamping komunikasi

Kabar Terkini

Accessibility
Font Size
Line Height
Letter Spacing
×
GDPR Notice:

This plugin uses cookies to enhance your experience and provide personalized accessibility settings. These cookies are stored in your browser and allow us to remember your preferences for font size, color schemes, and other accessibility features. By using this plugin, you consent to the use of cookies for these purposes. You can delete or block cookies in your browser settings at any time. Please note that doing so may affect your experience on the site.